Senin, 28 Mei 2012

........SWEET REVENGE.........

Pernah kah kamu disakiti padahal kamu tak punya salah apa-apa? Aku pernah. Dan sakit sekali rasanya. Waktu itu aku belum kenal dengan cinta tanpa syarat. Memaafkan belum ada dalam kamus hidupku. Mendoakan? Apa lagi! Berbuat baik pada yang berbuat buruk padaku? Ah, nggak kepikiran sama sekali. Maka aku punya dua pilihan. Pasrah atau balas. Maka pilihan kedua lah yang aku pilih : BALAS. Dan rasanya enak sekali. Balas dendam itu melegakan. Belakangan aku belajar banyak mengenai ini. Suatu kepedihan – karena apapun atau siapapun – akan menjadi beban bila dipendam. Seseorang yang disakiti pada hakikatnya diberikan energi negatif. Maka bila energy negative itu tak dilepaskan, maka ia akan terus ada. Membebani. Terus menyakiti. Merusak. Bahkan bisa bertambah besar. Karena itu, sangat penting melepaskan energi kepedihan itu. Salah satu cara melepas energi kepedihan itu adalah dengan membalas pada orang yang telah melepaskan energy itu pada kita. Nah, dalam konteks ini, kita punya dua pilihan. Pertama, membalas sama buruknya. Pilihan ini bisa melepas energy kepedihan itu. Tapi resikonya besar juga. Orang yang terkena energi pembalasan yang buruk ini, bisa membalas lagi pada kita. Pembalasan yang buruk pula. Maka dimulai lah sebuah siklus balas dendam tiada akhir yang sangat buruk. Pada pilihan ini, hinaan dibalas hinaan. Kecurangan dibalas kecurangan. Kemarahan dibalas kemaharan.
Kedua, membalas dengan energy baik / manis (sweet revenge). Pilihan ini membuat kita membangkitkan energy baik yang bisa mengatasi dan mendorong keluar energy kepedihan yang ada di diri kita. Membalas jenis ini bisa mengakhiri kepedihan. Kamu karyawan berkualitas emas tapi diperlakukan seperti besi oleh bos kamu. Kamu terlalu sering dimarahi atas prestasi mu. Kamu dihina melewati batas atas kesalahanmu. Kreativitasmu disepelekan. Usulmu dibuang ke tong sampah. Maka balaslah dengan manis. Keluar dari pekerjaanamu. Jadilah lebih berprestasi. Jadilah lebih kaya. Jadilah lebih berkuasa. Dan dengan kekuasaanmu, genggamlah mantan bosmu itu. Buat lah dia mengkerut di depanmu. Dan rasakanlah… betapa manisnya pembalasan itu. Katakan pada banyak orang bahwa prestasi kamu yang sekarang adalah juga karena mantan bosmu itu. Cukuplah sampai segitu. Jangan diteruskan balas dendamnya. Karena bila diteruskan, kamu mungkin yang akan menyakiti dia dengan energy negative kamu. Kamu istri setia yang dikhianati suamimu. Balas kepedihan itu dengan manis. Jadilah istri yang diinginkan bahkan digila-gilai oleh suamimu. Jadilah lebih cantik dan menawan. Jadilah pribadi yang kuat. Hapus air mata kesedihanmu. Keraskan rahangmu. Jadilah lebih berkuasa atasnya. Buat suamimu berlutut di depanmu. Memohon maaf dari kamu. Menghiba belas kasihanmu. Dan rasakanlah kenikmatan itu. Rasakan melenyapnya kepedihan kamu yang digantikan perasaan berkuasa yang enak luar biasa. Kamu kuat. Kamu bebas memilih untuk menerima dia kembali atau berpisah darinya. Pilihannya benar-benar berada di tanganmu. Lepas dan jauh dari ketakutan atau kekhawatiran akan apapun. Kamu benar-benar berkuasa atas diri kamu. Cintamu ditolak karena kamu miskin. Jangan menangis. Jangan meratapi diri. Jangan menyalahkan Tuhan atau orang tuamu. Jangan merasa menjadi orang termiskin di dunia. Tapi jadilah kaya raya. Jadilah lebih kaya dari dia yang menolak kamu itu. Buatlah diri kamu berada pada posisi yang sama atau lebih kuat darinya. Buat dia jadi menginginkan kamu. Buat dia menyesal atas penolakan yang telah dia lakukan. Pada saat itu, kamu berkuasa untuk menerima atau menolak dia. Apakah kamu menerima atau menolak dia, lakukan dengan penuh gaya dan kharisma. Jangan bersikap buruk padanya. Toh, beban kepedihan kamu telah kamu lepaskan. Kamu telah terbebas dari segala beban. Nikmati...